Sabtu, 14 November 2015

MENULIS MATERI STAND UP COMEDY

Kemampuan menulis materi stand up comedy adalah hal paling dasar yang harus dimiliki seorang stand up comedian, materi inilah nantinya yang akan menjadi senjata utama seorang comic di atas panggung. Seorang stand up comedian harus menulis materi, karena stand up comedy bukanlah menceritakan cerita lucu, tapi membawakan sebuah opini, yang berasal dari sebuah hal yang dilihat dari sudut pandang komedi. Sebuah joke dalam stand up comedy dikenal dengan istilah Bit. Secara struktur, Bit terdiri dari 2 komponen utama, yaitu Setup (bagian pengantar sebuah joke) dan Punchline (bagian yang membuat orang tertawa). Setup adalah bagian yang memang bukan untuk membuat orang tertawa, tapi Setup diperlukan sebagai penghubung untuk menggiring perhatian audiens menuju Punchline yang akan dilempar. Jadi bisa dibilang, Setup inilah yang pada akhirnya akan menjadi alasan audiens, kenapa Punchline-nya terdengar lucu.
 
Contoh sebuah Bit dalam stand-up comedy adalah sebagai berikut:
 
Setup:
Gua ngerasa, sejak ada kamera digital, cewe-cewe tuh jadi suka bikin kesel kalo minta difotoin, tiap abis difotoin, selalu minta diulang
 
Punchline:
Alasannya selalu sama.. "kayanya pipi aku keliatan gendut deh.."
 
 
Joke di atas merupakan contoh sebuah Bit sederhana, yang lucunya juga mungkin sederhana. Kenapa sederhana? karena kita masih bisa menambahkan Punchline kedua, ketiga dan seterusnya untuk memperkuat joke tersebut. Jadi yang tadinya penonton tertawa hanya sekali, bisa jadi dua kali atau tiga kali, bahkan jika sudah pada level yang sangat lucu, audiens biasanya bukan hanya tertawa, tapi juga memberikan tepuk tangan. Teknik ini biasa disebut double punchlines.
 
Berikut adalah contoh penguatan Punchline untuk joke di atas:
 
Setup:
Gua ngerasa, sejak ada kamera digital, cewe-cewe tuh jadi suka bikin kesel kalo minta difotoin, tiap abis difotoin, selalu minta diulang
 
Punchline 1:
Alasannya selalu sama.. "kayanya pipi aku keliatan gendut deh, bisa diulang ga?..".
 
Punchline 2:
Gua curiga cewe-cewe kaya gini, kalo foto rontgen juga minta diulang. Alasannya sama.. "dok, kayanya tulang belikat aku gendut deh, bisa diulang ga?"
 
Bit yang kedua terasa lebih kuat Punchline-nya, karena ada penambahan penekanan pada Punchline, yang membuat keresahan si comic jadi lebih tergambarkan dengan jelas. Secara tidak langsung, audiens menjadi lebih merasakan kekesalan si comic terhadap perempuan yang dia ambil fotonya, hal ini yang akan membuat audiens kembali tertawa bahkan bisa lebih keras dari Punchline yang pertama, karena ia merasa dibombardir oleh Punchline yang berurutan dan saling terkait.
 
Tipe joke di atas adalah tipe joke observational, dimana comic membahas tentang hal yang terjadi di sekelilingnya dalam kehidupan sehari-hari. Saya termasuk comic yang menyukai tipe joke seperti ini, karena saya merasa joke observational lebih terasa dekat dengan audiens, karena mereka pasti pernah mengalami hal yang sama. Ketika mereka tertawa, maka kita bersama-sama menertawakan diri kita sendiri, dan itu sangatlah menyenangkan.
 
Dalam mencari ide, saya biasanya selalu membawa sebuah notes kemanapun saya pergi. Bentuknya bisa buku atau smartphone. Ini berguna untuk mencatat apapun yang tiba-tiba saya temui dan sekiranya menurut saya itu bisa menjadi sesuatu hal yang lucu jika dibahas. Istilahnya, saya mencatat Premis-nya dulu, belum joke-nya. Joke-nya bisa dikembangkan saat saya memikirkan lebih jauh lagi tentang Premis tersebut. Kalau dari contoh Bit di atas, Premisnya adalah "Sejak ada kamera digital, cewe itu jadi ngeselin kalo minta difotoin". Premis adalah sebuah dasar pemikiran atau bisa juga berupa opini, sementara joke yang saya buat akan menjadi alasan kenapa saya memiliki pemikiran seperti itu.
 
Sebetulnya masih banyak teknik-teknik lain dalam menulis materi komedi, namun menurut saya, Setup dan Punchline adalah kunci utama sebuah joke. Jadi untuk awal, hal inilah yang perlu dibuat sematang mungkin, nanti dengan perlahan teknik lainnya bisa menyusul dan dipelajari sambil jalan. Karena kalau menurut saya, percuma tekniknya macam-macam kalau Punchline-nya tidak lucu :p
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar